Setiap malam, gua akan merayau bagaikan langsuir kehilangan tuannya. Gua akan merayau-rayau dari satu hati ke satu hati, dari satu kehidupan ke satu hidupan. Ada hati yang kapas, ada hati yang lumpur. Ada kehidupan yang berdarah, ada kehidupan yang diselimuti sutera paling indah.
Setiap pagi gua akan merantau. Dari satu ufuk ke ke satu ufuk. Kadang-kadang gerimis tumbuh di celah-celah sinar membahang matahari. Kadang-kadang kemarau datang pada musim tengkujuh.
Setiap petang, gua akan bermain-main. Kadang-kadang dengan ikan-ikan emas yang santai di akuarium, kadang-kadang dengan anjing-anjing yang rakus menyalak.
Malam - pagi - petang - malam …. hidup satu putaran. Susah untuk diteka apa yang akan hadir pada esok hari.
“Woiii…tidurlah,” kata pipit.
“Lu dari mana?” gua tanya.
Pipit tak menjawab soalan. Pipit terbang selepas gua berkelip, laju menyongsong angin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
DAN HUJAN PUN TURUN LAGI.
D an. Hujan. Pun. Gugur. Seperti gugurnya hujan, aku juga tak pernah lagi mahu bermimpi tetesnya naik semula mencari awan. Bi...
-
Keling. ini istilah yang digunakan oleh orang-orang MELAYU. Sejak zaman-berzaman istilah itulah yang digunakan untuk merujuk kepada sekelom...
-
Merenung langit memang tak ada apa-apa. Langit malam memang kelam. Lu tak akan nampak apa-apa. Tapi di beberapa lapisan langit ada rahsia Tu...
-
Gua sudah lupa nama dia. Tapi susuk wajah dan binaan tubuhnya, gua masih ingat. Hari itu hari pertama cuti penggal persekolahan. Asrama SM...
-
Dan kalau kamu melihat aku bercakap bersama angin, kamu harus faham, kita harus kekal menjadi orang asing yang sempurna
-
Gua kata kat dia, kau punya ameno berubahlah. Lima tahun lagi tak lama, kata gua lagi. Kau punya ameno berubah, Melayu akan pakatpakat bali...
-
Waktu aku kat kampus, selain Search dan Wings, aku juga layan Cromok. Waktu tu, Karl, Mizi, Sam dan Din (al-fatihah untuk allahyarham) masi... -
Kawasan rumah gua memang menjadi port para negro. Gua tak tau apa yang menariknya dengan kawasan rumah gua. Gua memang sangat rimas dengan... -
“Kamu pigi lagi. Jangan kamu biluk-biluk. Ada juga hospital di sana tu” kata pemuda itu. Hanafiah angguk-anggukan kepala. Gua dengar-dengar ...
-
Petang. Pertengahan Mei, 1992, gua mula-mula sampai di Sandakan. Perjalanan dengan bas ekspres (bas ekspres?) dari KK membawa gua ke ter... -
*entri ini berjantina 18 SX. Membaca atas risiko sendiri* Suatu pagi. Di atas kerusi sebuah warung. Ada penulis bernama A. Kawannya jug...
bro...
ReplyDeletekenapa masih dipedulikan pipit.....
datang dan pergi menyongsong angin....
muncul tetiba sesuka hati....
terbang pergi tanpa peduli.....
khabar dihantar bila sunyi......
suara halus mendayu mohon simpati...
hidup sendiri belum pasti......
namun...ego masih menguasai diri....
Biarkan.........
sara sudah gua ambil.....
usah dialih watak ke pipit yang kecil......
jangan di ikut sayap kecil yang terbang......
cari dahan teguh yang kuat hingga akarnya....
jangan tersalah langkah yg diatur...
nyanyian merdu akan terhenti juga akhirnya......
gerak tarian asyik akan kepenatan juga...
sesumpah tidak selamanya dapat menguasai alam......
satu masa pasti tersungkur jua....
jangan dibiarkan saat berlalu..mengharapkan mimpi indah yg tak pasti.....
Tinggalkan tapak-tapak lama itu....
usah menoleh ke belakang...menggamit kenangan dulu... yg kini cuma nostalgia dan kenangan....
Berdiri la di dunia nyata..
aturkan langkah-langkah diperjalanan baru....
usah dikesali takdir yang sudah....
corakkan wajah, hiasi jalan dengan penuh keceriaan.......
BRAVO !!!!!!!!!!
Gua paham, gua paham. Gua sedang ikut lu. Lu jangan risau bro. Gua akan kembali ke asal kejadian gua.
ReplyDelete